Cool download button with animation: makes the download experience more intentional
A small download button that can make a website feel more modern and “seriously crafted.” Hello friends, At ryanpratama.com, I'm quite...
Benarkah? – Perspektif dari Book Matinya Kepakaran Karya Tom Nichols dimana Semua Orang Bisa Jadi Apa Pun
Hello, friends,
Di era internet, TikTok, AI, dan komentar publik yang nggak ada ujungnya, kita sering lihat fenomena ini di kolom komentar, walaupun kebanyakan sekarang bazer:
Fenomena inilah yang dibahas Tom Nichols dalam bukunya “Matinya Kepakaran (The Death of Expertise)”.
Dan jujur, setelah saya baca sedikit, ini bukan cuma kritik sosial—ini cermin besar untuk zaman kita sekarang.
Table of Contents
Tom Nichols bilang:
Internet bukan bikin orang lebih pintar.
Internet bikin orang lebih yakin bahwa mereka sudah pintar, walaupun sebenarnya nggak.
Masalahnya bukan kurangnya informasi—justru kebanyakan informasi.
Karena semua orang dapat akses:
Orang jadi merasa:
“Kalau saya bisa cari di Google, berarti saya ngerti.”
In fact:
Tapi batas itu makin kabur. Terkadang terlalu banyak informasi malah bikin pusing bukannya mendapat jawaban tapi datang pertanyaan baru
Nichols menyebutkan sesuatu yang cukup pedas tapi jujur:
Kita hidup di zaman ketika pakar dianggap mengganggu ego orang awam.
Contohnya:
Kita masuk era anti-intellectualism, di mana pendapat:
…diposisikan setara dengan pendapat:
Nichols menyebut ini berbahaya.
Demokratisasi Kepakaran = Bahaya
Sebuah poin yang sangat penting:
Informasi harus demokratis.
Kepakaran tidak.
Internet membuat informasi mudah diakses oleh siapa pun. Itu bagus.
Tapi yang jadi masalah:
Contoh ekstrim:
Ini yang disebut matinya kepakaran.
Bukan pakarnya mati.
Tapi lebih ke rasa hormat terhadap kepakaran yang mati.
Menurut Nichols, media sosial bikin kita hidup dalam dunia yang:
Sementara orang yang:
…sering kalah karena dianggap “ribet” atau “kurang entertaining”.
Akhirnya:
Dan ini terjadi hampir di semua bidang tanpa terkecuali.
Ini relevan banget dengan zaman sekarang.
Dengan AI seperti:
Orang makin merasa:
“Saya bisa menjawab apa saja. Buat apa pakar?”
In fact:
AI bikin semua orang terlihat pintar.
Tapi tidak otomatis membuat orang menjadi pintar.
Ini poin besar yang Nichols sendiri prediksi sebelum era AI meledak.
Ketika semua orang merasa menjadi ahli:
Nichols bilang:
Dunia modern mendorong orang untuk merasa benar, bukan untuk mencari kebenaran.
Dan itu masalah besar dalam:
Menurut saya Nichols tidak bilang “orang awam harus diam”.
Yang dia maksud:
Dalam kata lain:
Internet boleh membuat semua orang bicara.
Tapi tidak semua orang punya kompetensi yang sama.
Kalimat “semua orang bisa jadi apa pun tanpa jadi pakar” memang kelihatan empowering.
Tapi kalau dibawa terlalu jauh—seperti yang dijelaskan Tom Nichols—itu justru bikin dunia makin bingung.
Because:
Kepakaran itu tidak mati.
Yang mati adalah respek terhadap kepakaran.
Dan tugas kita hari ini adalah:
Supaya internet tidak sepenuhnya berubah menjadi “arena semua orang merasa paling benar”

Kamu bisa membeli bukunya seharga Rp. 85.000 di
Beli Disini
Sumber
Gambar utama: unsplash.com/illustrations/a-man-is-reading-a-book-while-flying-through-the-air-7eBNljc6rtk