Cool download button with animation: makes the download experience more intentional
A small download button that can make a website feel more modern and “seriously crafted.” Hello friends, At ryanpratama.com, I'm quite...

Hello, friends,
Internet Indonesia di akhir november 2025 lagi heboh.
Bukan soal politik, bukan soal gosip seleb, tapi… soal tumbler kopi. yaa semua membahas tumblerr saat Bad news is good news, ketika drama tumbler Tuku bikin satu brand “naik kelas” dalam semalam
Lebih spesifik lagi: tumbler Tuku yang hilang di KRL, lalu berubah jadi drama nasional.
Satu unggahan soal barang ketinggalan bisa merembet ke:
Di postingan ini, aku nggak mau nambah bensin ke dramanya.
Aku lebih pengin ngobrol soal fenomenanya: bagaimana “bad news” bisa tiba-tiba berubah jadi “good news” buat sebuah brand sekaligus mengingatkan kalau di balik traffic & exposure, selalu ada manusia yang kena dampak. padahal saya tidak terlalu peduli dengan tubler tapi karena muncul terus mari saya bahas
Table of Contents
Versi super singkat (biar kita satu konteks) Koreksi kalau salah:
Satu tumbler, satu postingan, efeknya nasional.
Kenapa kasus ini bisa viral?
Selain karena dramanya, ada faktor lain menurut saya tumbler kopi itu sendiri sudah jadi simbol gaya hidup.
Beberapa media sampai menulis khusus soal bagaimana tumbler kopi termasuk Tuku sekarang dilihat sebagai bagian dari identitas urban peduli lingkungan, ngopi “naik kelas”, sampai jadi penanda status sosial halus di kalangan tertentu.
Jadi kurleb seperti ini:
drama soal tumbler yang hilang otomatis jadi lebih “seksi” untuk dibahas.
Netizen pun ikut memberikan komentar:
Dari sekadar barang hilang, pelan-pelan narasinya bergeser jadi:
“Tumbler apa sih ini sampai bisa bikin geger satu negara?”
Dan di titik itulah, bad news mulai berubah jadi good news minimal dari sisi exposure brand.
Kita tarik nafas sebentar, taruh empati dulu di depan yaa. ini murni opini saya
Karyawan yang terseret isu jelas nggak “untung”. Keluarga dan kesehatan mental orang-orang yang viral juga nggak “untung”.
Tau sendiri bagaimana tangan lentik netizen di komentar
Setelah saya cari tahu Tumbler dan Kopi TUKU ternyata satu perusahaan ya,
Kalau dulu tumbler ilang emak yang marah kali ini satu indonesia
Tapi kalau kita lihat dari kacamata branding & marketing murni, efeknya ke Tumbler Tuku dan Toko Kopi TUKU cukup jelas:
Ini semua textbook banget teori “bad publicity is still publicity”.
Bahkan kadang disebut juga Streisand effect (sesuatu yang tadinya kecil, justru makin besar karena dihebohkan.)
Walau exposure dan awareness naik, “bad news is good news” bukan hal yang romantis kalau kita lihat dampak manusianya:
Di sini kelihatan jelas:
Buat brand, drama bisa jadi momentum.
Buat manusia, drama bisa jadi trauma.
Dan itu sesuatu yang menurutku perlu kita ingat setiap kali ngomong “bad news is good news”.
Kalau kamu punya brand entah kopi, pakaian, jasa, atau apa pun kasus tumbler Tuku ini kaya banget akan pelajaran.
Nggak harus pake tim PR besar. Minimal:
KAI dan pihak terkait akhirnya mengeluarkan klarifikasi resmi soal status karyawan dan kronologi — langkah seperti ini penting untuk meredam spekulasi liar.
https://herald.id/2025/11/27/kisah-tumbler-tuku-isu-pemecatan-petugas-krl-dan-klarifikasi-pt-kai/
Brand yang dewasa akan:
Kamu bukan hanya sedang berbicara ke netizen marah, tapi juga ke calon pelanggan masa depan yang memperhatikan cara kamu menangani masalah.
Memang godaan besar banget untuk:
Bisa saja ini memicu short-term sales, tapi juga bisa menanam persepsi kalau brandmu oportunis dan tidak peka. Selalu ingat netizen akan mencari celah dari setiap tanggapanmu.
Kalau mau memanfaatkan momentum, lakukan dengan cara yang lebih berkelas, misalnya:
Kalau brandmu punya pembeli militan, kamu punya tanggung jawab tambahan:
Di luar kacamata brand, kasus tumbler Tuku ini juga tamparan pelan buat kita sebagai pengguna internet:
Jawabannya: tidak selalu.
Mungkin cara yang lebih sehat untuk melihatnya:
Bukan “bad news is good news”,
tapi “bad news is a mirror”
Cermin yang memaksa kita berkaca
Saya sengaja bahasnya saat sudah mulai reda karena tidak mau menuang bensin di saat sedang ada yang dibakar dan seharusnya sudah turun beritanya saat tulisan ini diposting.