One Punch Man Season 3: When High Expectations Meet “Lackluster” Animation”
A conversation about hype, disappointment, and how visuals can change the feel of a story in the anime One Punch Man Season 3. Hello...

Hello, friends,
Belakangan ini kalau ngobrol soal olahraga dimana-mana, nama padel pasti nyangkut.Di Jakarta rame, di Bali mulai banyak, dan sekarang Surabaya juga kebanjiran lapangan padel baru – dari Jungle Padel, Uno Padel, Playground Padel Club, sampai Graha Padel Club yang diresmikan Menpora.
Pertanyaannya simpel tapi nyentil:
“Kok bisa sih bisnis lapangan padel tiba-tiba rame banget?
Emang segitu cuannya?”
Jawaban pendek saya:
iya, lagi di fase “emas” – demand naik, supply belum kekejar.
Mari saya coba bedah pelan-pelan.
Table of Contents
Dulu mungkin kita pikir padel cuma tren Eropa.
Sekarang datanya lumayan ngeri-ngeri sedap:
Intinya: ini bukan tren receh dan murahan (Harga raketnya saja muahal).
Padel sudah resmi jadi salah satu olahraga dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan efek gelombangnya sekarang mulai kerasa banget di Indonesia.
Dari kacamata user (bukan pebisnis dulu):
Jadi yang dijual bukan cuma olahraga, tapi satu dengan paket lifestyle.
Sekarang kita masuk mode itung itungan dikit.
Beberapa data dari berbagai analisis bisnis padel di Indonesia:
Kenapa bisa semenarik itu?
Banyak lapangan padel :
Artinya secara teori:
Lapangan padel bukan cuma jual sewa court, tapi juga:
Beberapa analisis bisnis memetakan sewa lapangan sebagai 60–70% pendapatan, sisanya dari alat, coaching, dan F&B.
Jadi, saat investor lihat Excel, wajar kalau mereka bilang:
“Ini lebih menarik daripada banyak bisnis F&B.”
Ini bagian yang bikin seru.
Beberapa sumber mencatat:
Meaning:
Minat investor sudah tinggi, tapi lapangan yang siap dipakai masih terbatas.
Demand mulai kebuka, supply belum penuh.
Surabaya:
Analisis bisnis menyebut kota seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Bandung akan jadi pusat pertumbuhan padel Indonesia 2025–2030 karena basis komunitas dan daya beli yang kuat.
Buat investor, ini kombinasi makyus:
Padel masuk persis di sweet spot itu.
Dari sudut pandang bisnis, saya lihat beberapa alasan kenapa sekarang ini “masa emas” padel:
Supaya fair, saya juga harus bilang:
“Lagi emas” bukan berarti sembarang bikin lapangan pasti sukses.
Risikonya:
Yang membedakan nanti:
Kalau diringkas:
Jadi wajar kalau:
Tiba-tiba di Surabaya terasa “terpadel-padel” — lapangan baru muncul di mana-mana.
Buat teman yang ngeliat ini dari kacamata design & bisnis (kayak saya):
Sumber :
Gambar Utama https://unsplash.com/illustrations/person-playing-tennis-with-racket-and-ball-y7RkKzHZsb0