Internet Rakyat 100 ribuan , akhirnya ada kabar baik dari dunia teknologi Indonesia

Internet Rakyat 100 ribuan , akhirnya ada kabar baik dari dunia teknologi Indonesia - Ryan Pratama

akhirnya ada kabar baik dari dunia teknologi Indonesia Internet Rakyat 100 ribuan

Halo teman,

Biasanya kalau baca berita teknologi di Indonesia, isinya bikin dahi berkerut:
internet mahal, sinyal nggak merata, sering gangguan paket “unlimited” tapi FUP di mana-mana, sampai laporan kalau harga internet kita termasuk yang termahal di Asia Tenggara.Katadata

Tiba-tiba minggu-minggu ini muncul satu kabar yang mernarik:

Internet Rakyat – WiFi 100 Mbps, unlimited, sebulan cuma Rp100.000.

Bukan meme ya ini, bukan angan-angan netizen.

Ini beneran semoga layanan yang lagi digodok serius: program Internet Rakyat berbasis 5G Fixed Wireless Access (FWA) yang ditawarkan PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk / WIFI).Bloomberg Technoz

Di postingan ini, aku pengin ngobrol santai soal:

  • sebenarnya Internet Rakyat ini apa,
  • kenapa ini bisa jadi kabar besar buat orang biasa,
  • kenapa kita tetap perlu antusias plus realistis.

Apa sih Internet Rakyat 100 Mbps Rp100 ribu ini?

Versi gampangnya begini:

  • Nama program: Internet Rakyat
  • Harga paket: Rp100.000 / 30 hari
  • Klaim kecepatan: hingga 100 Mbps
  • Kuota: unlimited (tanpa batas kuota / tanpa FUP)
  • Teknologi: 5G Fixed Wireless Access (FWA) di frekuensi 1,4 GHz dengan pendekatan Open RAN (Secara garis besar ini seperti starlink karena tidak pakai kabel tetapi menggunakan simcard bukan satelit jadi stralink mini wkwkkw)
  • Bonus: pemasangan gratis, sewa modem (CPE) gratis, bahkan di banyak info disebut bulan pertama bisa gratis untuk pengguna awal.

Target utamanya:

  • rumah tangga,
  • pelajar & mahasiswa,
  • pekerja WFH,
  • UMKM,
  • dan daerah yang selama ini susah dijangkau kabel fiber optik.

Saat ini, layanan baru dibuka di sebagian wilayah Jawa, Maluku, dan Papua, dengan sistem pra-registrasi lewat situs resmi internetrakyat.id atau mytelemedia.id.

Kalau biasanya WiFi rumah 100 Mbps itu identiknya dengan tagihan 300–500 ribuan per bulan, paket ini memang terasamurah banget dari sisi harga tapi apa sinyalnya stabil?.


Kenapa ini terdengar “terlalu bagus”?

Pertama, kita konteks dulu.

Data yang dikutip banyak media menunjukkan: sebelum ada Internet Rakyat, biaya internet fixed broadband Indonesia per Mbps termasuk yang termahal di ASEAN

Artinya apa?

  • Banyak keluarga yang harus merelakan 300–500 ribu per bulan hanya untuk internet rumah.
  • Di luar kota besar, kadang malah:
    • nggak ada opsi WiFi rumahan,
    • atau kalau ada, kualitasnya “ya gitu lah cukup tau”.

Lalu tiba-tiba muncul paket:

100 Mbps, unlimited, Rp100.000.

Wajar kalau reaksi pertama banyak orang adalah:
“Serius nih? Di Indonesia? Bukan prank?”

Beberapa poin kenapa ini penting banget:

  1. Akses pendidikan
    Pelajar dan mahasiswa yang selama ini cuma mengandalkan tethering HP bisa punya akses internet stabil, murah, dan kencang. DetikEdu bahkan secara khusus menyorot paket ini sebagai solusi terjangkau buat kalangan pelajar dan mahasiswa.
  2. Peluang kerja & WFH
    Pekerja remote, freelancer, sampai content creator di kota kecil jadi punya lebih banyak peluang. Koneksi bukan lagi hambatan sebesar sebelumnya.
  3. Nafas baru buat UMKM & kreator lokal
    Upload foto produk, live jualan, meeting via video call, sampai riset pasar semua jadi lebih realistis dan tidak terlalu mahal.
  4. Pengurangan “digital gap”
    Program ini memang belum menyentuh semua daerah, tapi kalau dieksekusi serius, gap antara kota besar dan pinggiran pelan-pelan bisa mengecil. Pemerintah dan Komdigi juga menjual konsep ini sebagai salah satu cara membuat internet cepat lebih merata dan murah.

Kok bisa murah? Di balik layar Internet Rakyat

Ada beberapa faktor kunci di belakang Internet Rakyat:

  1. Teknologi 5G FWA (Fixed Wireless Access)
    Alih-alih narik kabel fiber optik ke tiap rumah (yang mahal & makan waktu), Internet Rakyat menggunakan 5G FWA: internet rumahan via jaringan radio 5G khusus, yang bisa mencakup area luas tanpa wajib gali tanah buat tanam kabel.
  2. Pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz
    Telemedia adalah pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz untuk beberapa wilayah, dan frekuensi ini memang diproyeksikan untuk menghadirkan internet murah 100 Mbps Rp100 ribu.
  3. Open RAN + kolaborasi global
    Mereka memakai pendekatan Open Radio Access Network (Open RAN) dan bekerja sama dengan perusahaan Jepang lewat Orex SAI (NTT Docomo & NEC) untuk membangun infrastruktur. Itu salah satu alasan kenapa program ini sering disebut sebagai jaringan komersial pertama di dunia yang menggabungkan teknologi ini di frekuensi tersebut.

Artinya:
mereka mencoba menekan biaya infrastruktur dari dasar, supaya tarif ke konsumen bisa ditekan serendah mungkin.


Di balik euforia: hal-hal yang perlu kita sadari juga

Walaupun ini kabar yang sangat baik, ada beberapa catatan yang menurutku penting supaya ekspektasi tetap sehat.

“Hingga 100 Mbps” ≠ selalu 100 Mbps

Seperti penyedia internet lain, angka di brosur biasanya “hingga sekian Mbps”, bukan janji selalu segitu ini trik marketing yang menyebalkan:

  • bisa turun karena congested (Macet tapi di jaringan),
  • kualitas sinyal,
  • posisi modem,
  • banyaknya pengguna di satu area, dll.

Jadi jangan kaget kalau di kehidupan nyata angkanya naik-turun. Ini bukan sihir, tapi tetap radio & jaringan biasa.

Cakupan masih terbatas

Saat ini cakupannya:

  • baru di beberapa daerah di Jawa, Maluku, dan Papua,
  • masih perlu dicek per alamat lewat website mereka (ada fitur cek jangkauan & pra-registrasi). padahal kan pakai sinyal ya, oh ya btsnya di korupsi

Jadi belum bisa langsung teriak, “Seluruh Indonesia sudah merdeka internet 100 ribu!”


Ini baru langkah awal — tapi langkah awal yang layak diapresiasi.

Program baru = pasti ada“sakit gigi” di awal

Karena masih baru, sangat mungkin:

  • website lemot atau down pas banyak yang daftar,
  • CS kewalahan,
  • perangkat habis stok,
  • sinyal di beberapa titik belum stabil,
  • atau ada kebingungan soal syarat & prosedur.

Ini bukan pembenaran kalau layanannya jelek, tapi lebih ke pengingat:

kita lagi melihat versi 1.0 dari sesuatu yang ambisius.

Kalau mau mengkritik, boleh banget. Tapi semoga tetap dengan data & tetap profesional.


Apa artinya buat kita, orang biasa yang hidupnya nempel internet?

Kalau program ini beneran jalan, diperluas, dan kualitasnya dijaga, imajinasinya bisa sejauh ini, hehehe nggak papa imajinasi sedikit:

  • Pelajar di pinggiran kota bisa ikut kelas online atau kursus internasional tanpa takut kuota jebol.
  • Desainer, editor, developer, ilustrator di kota kecil bisa kerja remote untuk klien nasional/internasional dengan koneksi yang cukup layak.
  • UMKM lokal bisa live jualan tiap hari, upload katalog HD, bikin konten, tanpa harus selalu mikir “hemat kuota”.
  • Rumah-rumah biasa bisa punya entertainment legal (streaming, game online, dsb.) tanpa harus mengakali hotspot dari HP sekeluarga.

Dan buat orang seperti kita yang hidup di dunia kreatif/digital, internet murah ini bukan cuma soal nonton YouTube lebih lancar tapi:

soal kesempatan untuk ikut main di ekonomi digital, bukan cuma jadi penonton.


Jangan berhenti di gimmick & headline

Kabar tentang Internet Rakyat 100 Mbps Rp100 ribu ini bikin banyak dari kita senyum kecil di depan layar.


Akhirnya, ada berita teknologi yang rasanya benar-benar berpihak ke rakyat, bukan cuma ke investor atau pengguna di kota besar.

Tapi pekerjaan rumahnya masih panjang:

  • Pemerintah harus konsisten dalam mempermudah regulasi & infrastruktur.
  • Perusahaan penyedia wajib transparan soal kualitas, area jangkauan, dan komitmen jangka panjang.
  • Kita sebagai pengguna juga perlu kritis:
    • laporkan kalau ada masalah,
    • kasih testimoni jujur,
    • dan jangan cuma FOMO ikut-ikutan tanpa baca detail.

Kalau dulu kita punya cerita “listrik masuk desa”,
mungkin beberapa tahun lagi kita bisa cerita ke generasi berikutnya:

“Dulu, bayar WiFi sebulan 100 ribu 100 Mbps itu cuma mimpi.


Sekarang jadi standar, dan dari situlah banyak hidup orang pelan-pelan berubah.”

Dan kalau semua berjalan baik, mungkin ini salah satu momen langka di mana kalimat:

“Akhirnya ada berita bagus tentang teknologi di Indonesia”

bukan cuma judul clickbait — tapi sesuatu yang benar-benar bisa kita rasakan di rumah masing-masing.

yang mau registrasi bisa ke https://internetrakyat.id/

Artikel Sebelumnya

Mengenal AI Agent: Ketika Otak, Tangan, dan Sistem Saraf Bekerja Bersama

Artikel Berikutnya

Jalan kaki sebentar udah olahraga

Tulis Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *